Literasi

Judul Buku: Laut Bercerita 
Penulis: Laela S. Chudori
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia 
Tahun Terbit: 2017
Jumlah Halaman: 379
Tebal Buku: 13,5 × 20 cm
ISBN: 978-602-424-694-5
Genre: Fiksi
Daftar Isi: 

        Prolog............................................1
    I. Biru Laut........................................9
       Seyegan 1991................................10
       Di Sebuah Tempat, di Dalam Gelap,             1998...............................................50
       Ciputat, 1991..................................60
       Di Sebuah Tempat, di Dalam Keji                   1998................................................90
       Blangguan, 1993.............................112
       Di Sebuah Tempat, Di Dalam Laknat,           1998................................................143
       Terminal Bungurasih,1993.............161
       Di Sebuah Tempat, di Dalam Khianat,           1998................................................188
       Rumah Susun Klender, Jakarta,                     1996................................................196
       Di Sebuah Tempat, di Dalam Kelam,             1998................................................222
  
   II. Asmara Jati.................................231
       Ciputat, Jakarta, 2000.................232
       Pulau Seribuan, 2000..................266
       Tanah Kusir, 2000.......................308
       Di Depan Istana Negara,                                 2007............................................334
          
       Epilog: 
       Di Hadapan Laut, Di Bawah                           Matahari......................................364
          
       Ucapan Terima Kasih .................374
       Tentang Penulis..........................378
          

Kelebihan Buku: 

1. Kisah yang Berdasarkan pada Fakta Sejarah: Novel ini berdasarkan pada kisah nyata pengalaman para aktivis yang pernah diculik pada tahun 1998. Leila S. Chudori menggunakan pengalaman nyata ini sebagai inspirasi untuk menciptakan sebuah cerita yang fiksi namun tetap memiliki akar yang kuat dalam sejarah.
2. Penggambaran yang Akurat tentang Era Orde Baru: Novel ini memberikan gambaran yang akurat tentang kehidupan pada era Orde Baru, termasuk tentang represi politik, penindasan hak asasi manusia, dan perjuangan aktivis mahasiswa.
3. Karakter yang Kuat dan Berkembang: Karakter utama dalam novel ini, Biru Laut dan Asmara Jati, memiliki kepribadian yang kuat dan berkembang sepanjang cerita.
4. Tema yang Relevan: Novel ini membahas tema-tema yang relevan dengan kehidupan saat ini, seperti pentingnya memperjuangkan hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, dan keadilan sosial.
5. Penulisan yang Apik: Leila S. Chudori memiliki gaya penulisan yang apik dan dapat membawa pembaca ke dalam dunia cerita.
6. Kemampuan Menggugah Emosi: Novel ini memiliki kemampuan untuk menggugah emosi pembaca, membuat mereka merasakan kesedihan, kegembiraan, dan kemarahan bersama dengan karakter utama.
7. Pesan yang Kuat: Novel ini menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia.
8. Pengembangan Plot yang Baik: Novel ini memiliki pengembangan plot yang baik, dengan cerita yang mengalir secara alami dan tidak terkesan dipaksakan.
9. Karakter Pendukung yang Kuat: Novel ini memiliki karakter pendukung yang kuat, dengan kepribadian dan peran yang jelas dalam cerita.
10. Kemampuan Menginspirasi: Novel ini memiliki kemampuan untuk menginspirasi pembaca, membuat mereka berpikir lebih kritis tentang kehidupan dan peran mereka dalam masyarakat.
11. Penggunaan Simbolisme yang Baik: Novel ini menggunakan simbolisme yang baik, dengan objek dan peristiwa yang memiliki makna yang lebih dalam.
12. Penggambaran yang Detail: Novel ini memiliki penggambaran yang detail tentang kehidupan pada era Orde Baru, termasuk tentang kehidupan sehari-hari, politik, dan sosial.
13. Karakter yang Kompleks: Novel ini memiliki karakter yang kompleks, dengan kepribadian yang multi-dimensi dan peran yang jelas dalam cerita.
14. Tema yang Universal: Novel ini membahas tema-tema yang universal, seperti pentingnya memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia.
15. Pengaruh yang Kuat: Novel ini memiliki pengaruh yang kuat pada pembaca, membuat mereka berpikir lebih kritis tentang kehidupan dan peran mereka dalam masyarakat.
16. Kualitas Bahasa yang Tinggi: Novel ini memiliki kualitas bahasa yang tinggi, dengan penggunaan kata-kata yang tepat dan efektif.
17. Struktur Cerita yang Baik: Novel ini memiliki struktur cerita yang baik, dengan awal, tengah, dan akhir yang jelas dan logis.
18. Kemampuan Mengajak Pembaca Berpikir: Novel ini memiliki kemampuan untuk mengajak pembaca berpikir lebih kritis tentang kehidupan dan peran mereka dalam masyarakat.
19. Penggunaan Konflik yang Baik: Novel ini menggunakan konflik yang baik, dengan konflik yang jelas dan logis.
20. Karakter yang Dapat Dipercaya: Novel ini memiliki karakter yang dapat dipercaya, dengan kepribadian dan peran yang jelas dan konsisten.

Kekurangan Buku:

1. Keterlibatan Emosi yang Kuat: Novel ini dapat membuat pembaca merasa sangat terlibat secara emosi, sehingga dapat membuat mereka merasa sedih atau marah.
2. Keterbatasan Perspektif: Novel ini sebagian besar diceritakan dari perspektif Biru Laut dan Asmara Jati, sehingga pembaca mungkin tidak dapat memahami sepenuhnya perspektif karakter lain.
3. Keterlibatan Politik yang Kuat: Novel ini memiliki keterlibatan politik yang kuat, sehingga mungkin tidak cocok untuk pembaca yang tidak tertarik dengan politik atau sejarah.
4. Penggunaan Bahasa yang Berat: Novel ini memiliki penggunaan bahasa yang berat dan kompleks, sehingga mungkin tidak cocok untuk pembaca yang tidak terbiasa dengan bahasa yang kompleks.
5. Keterbatasan Informasi: Novel ini mungkin tidak memberikan informasi yang cukup tentang beberapa aspek sejarah atau politik, sehingga pembaca mungkin perlu mencari informasi tambahan untuk memahami konteks cerita.
6. Karakter yang Tidak Selalu Mulia: Beberapa karakter dalam novel ini mungkin tidak selalu mulia atau sempurna, sehingga pembaca mungkin merasa tidak nyaman dengan tindakan atau keputusan mereka.
7. Plot yang Berbelit-Belit: Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa plot novel ini berbelit-belit atau sulit diikuti, terutama jika mereka tidak terbiasa dengan cerita yang kompleks.
8. Keterlibatan Tema yang Berat: Novel ini membahas tema-tema yang berat dan kompleks, seperti kekerasan, penindasan, dan kehilangan, sehingga mungkin tidak cocok untuk pembaca yang sensitif atau tidak siap untuk menghadapi tema-tema tersebut.
9. Keterbatasan Karakter Wanita: Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa karakter wanita dalam novel ini tidak memiliki peran yang cukup signifikan atau tidak memiliki kekuatan yang cukup.
10. Keterlibatan Konflik yang Berlebihan: Novel ini memiliki konflik yang kuat dan berulang, sehingga beberapa pembaca mungkin merasa bahwa konflik tersebut berlebihan atau tidak perlu.
11. Keterbatasan Pengembangan Karakter: Beberapa karakter dalam novel ini mungkin tidak memiliki pengembangan yang cukup, sehingga pembaca mungkin tidak dapat memahami motivasi atau tindakan mereka.
12. Keterlibatan Emosi yang Tidak Seimbang: Novel ini mungkin memiliki keterlibatan emosi yang tidak seimbang, dengan beberapa adegan yang terlalu sentimental atau terlalu brutal.
13. Keterbatasan Penggambaran: Novel ini mungkin tidak memiliki penggambaran yang cukup tentang beberapa aspek kehidupan pada era Orde Baru, sehingga pembaca mungkin perlu mencari informasi tambahan untuk memahami konteks cerita.
14. Keterlibatan Tema yang Tidak Orisinal: Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa tema-tema yang dibahas dalam novel ini tidak orisinal atau tidak baru, sehingga mungkin tidak menarik bagi mereka.
15. Keterbatasan Kesimpulan: Novel ini mungkin tidak memiliki kesimpulan yang jelas atau memuaskan, sehingga pembaca mungkin merasa tidak puas dengan akhir cerita.
16. Keterlibatan Setting yang Kurang Jelas: Novel ini mungkin tidak memiliki setting yang jelas atau detail, sehingga pembaca mungkin kesulitan membayangkan latar cerita.
17. Keterlibatan Karakter yang Tidak Konsisten: Beberapa karakter dalam novel ini mungkin tidak memiliki kepribadian yang konsisten, sehingga pembaca mungkin merasa bingung dengan tindakan atau keputusan mereka.
18. Keterlibatan Plot yang Tidak Logis: Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa plot novel ini tidak logis atau tidak masuk akal, sehingga mungkin tidak dapat menikmati cerita dengan baik.
19. Keterbatasan Pengembangan Plot: Novel ini mungkin tidak memiliki pengembangan plot yang cukup, sehingga pembaca mungkin merasa bahwa cerita tidak berkembang dengan baik.
20. Keterlibatan Emosi yang Tidak Terkendali: Novel ini mungkin memiliki keterlibatan emosi yang tidak terkendali, sehingga pembaca mungkin merasa tidak nyaman atau tidak dapat menikmati cerita dengan baik.
21. Keterbatasan Penggunaan Simbolisme: Novel ini mungkin tidak memiliki penggunaan simbolisme yang cukup, sehingga pembaca mungkin tidak dapat memahami makna yang lebih dalam dari cerita.
22. Keterlibatan Tema yang Tidak Relevan: Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa tema-tema yang dibahas dalam novel ini tidak relevan dengan kehidupan saat ini, sehingga mungkin tidak menarik bagi mereka.
23. Keterbatasan Penggambaran Karakter: Novel ini mungkin tidak memiliki penggambaran karakter yang cukup, sehingga pembaca mungkin tidak dapat memahami motivasi atau tindakan mereka.
24. Keterlibatan Konflik yang Tidak Berkembang: Novel ini mungkin memiliki konflik yang tidak berkembang dengan baik, sehingga pembaca mungkin merasa bahwa cerita tidak memiliki arah yang jelas.
25. Keterbatasan Kesan yang Ditinggalkan: Novel ini mungkin tidak meninggalkan kesan yang kuat pada pembaca, sehingga mungkin tidak dapat diingat dengan baik setelah selesai dibaca.

Sinopsis:

Novel ini menceritakan tentang kekejaman dan kebengisan yang dialami oleh kelompok aktivis mahasiswa pada masa Orde Baru. Cerita ini terbagi menjadi dua bagian dengan waktu yang berbeda.

*Bagian Pertama:*

Kisah ini diceritakan melalui sudut pandang Biru Laut, seorang mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Laut adalah seorang aktivis yang aktif dalam organisasi Winatra dan Wirasena, yang menentang doktrin pemerintah pada saat itu. Ia dan teman-temannya melakukan beberapa aksi untuk membela rakyat yang telah diambil haknya oleh pemerintah. Mereka berjuang untuk keadilan dan kebebasan, serta menentang penindasan yang dilakukan oleh pemerintah.

Namun, mereka kemudian diculik dan disiksa oleh sekelompok orang yang tidak dikenal. Laut dan teman-temannya mengalami kekejaman dan kebengisan yang tidak manusiawi. Mereka dipenjara, disiksa, dan dianiaya secara fisik dan mental. Novel ini menggambarkan secara detail tentang kekejaman yang dialami oleh para aktivis pada masa itu.

*Bagian Kedua:*

Cerita ini diceritakan melalui sudut pandang Asmara Jati, adik dari Laut. Asmara memiliki visi yang berbeda dengan kakaknya dan lebih menaruh minat pada bidang sains. Dua tahun setelah Laut dan 13 temannya menghilang, Asmara dan kawan-kawannya memutuskan untuk mendirikan lembaga yang menangani orang-orang yang dihilangkan secara paksa. Mereka berusaha untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Laut dan teman-temannya.

Asmara dan kawan-kawannya melakukan investigasi dan mencari informasi tentang keberadaan Laut dan teman-temannya. Mereka juga berusaha untuk membantu keluarga-keluarga korban yang masih mencari kejelasan tentang nasib orang-orang yang mereka cintai. Novel ini menggambarkan tentang perjuangan Asmara dan kawan-kawannya untuk mencari kebenaran dan keadilan.

Novel ini juga menggambarkan tentang hubungan antara keluarga dan teman-teman yang sangat erat dan kuat. Asmara dan Laut memiliki hubungan yang sangat dekat, dan Asmara sangat peduli dengan kakaknya. Novel ini juga menggambarkan tentang kekuatan dan ketabahan manusia dalam menghadapi kesulitan, serta tentang pentingnya mencari kebenaran dan keadilan.

Dengan demikian, novel "Laut Bercerita" karya Leila S. Chudori adalah sebuah cerita yang kuat dan memikat tentang kekejaman dan kebengisan yang dialami oleh kelompok aktivis mahasiswa pada masa Orde Baru. Novel ini juga menggambarkan tentang perjuangan untuk mencari kebenaran dan keadilan, serta tentang kekuatan dan ketabahan manusia dalam menghadapi kesulitan.


Popular posts from this blog

Pertanyaan saat presentasi

Tugas Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi, Prosa dan Drama

Tugas Bahasa dan Sastra Indonesia